MENELUSURI JEJAK ISLAMISASI DI DESA BEDINGIN (CORAK, AKTOR, INSTITUALISASI 1950-2023)


 

Judul

:

MENELUSURI JEJAK ISLAMISASI DI DESA BEDINGIN (CORAK, AKTOR, INSTITUALISASI 1950-2023)

 

ISBN

:

 

Penulis

:

Marjuki

Muhammad Misbahuddin

Tamrin Fathoni

Syamsul Muqorrobin

 

Editor

:

Yarzuna Noor Robi

Lisma Meilia Wijayanti

 

halaman

:

199

Ukuran kertas

:

A5

Harga

:

35.000

Penerbit

:

CV. Nata Karya

Sinopsis

:

SINOPSIS

 

Buku ini menggambarkan secara mendalam gambaran umum Desa Bedingin, yang merupakan bagian dari daerah Ponorogo dengan latar belakang sejarahnya sebagai bekas kerajaan Wengker. Fokus utama buku ini adalah pada proses islamisasi di Desa Bedingin dan peran aktor-aktor kunci yang memainkan peran sentral dalam mengarahkan perubahan sosial dan keagamaan di wilayah tersebut.

Pertama-tama, buku membahas latar belakang geografis Desa Bedingin, mengaitkannya dengan sejarah kerajaan Wengker dan menyoroti bukti arkeologis, seperti candi Sirah Keteng, yang menunjukkan hubungan erat dengan kebudayaan dan kerajaan masa lalu.

Kemudian, buku menjelaskan pengembangan Desa Bedingin dalam tiga periode, yaitu Periode Penataan, Periode Pemantapan, dan Periode Restrukturisasi. Dinamika sosial politik selama periode ini menjadi faktor penting dalam membentuk karakter dan arah perkembangan desa.

Bab II secara rinci membahas corak islamisasi di Desa Bedingin, dimulai dari proses islamisasi berabad-abad lalu hingga tahun 1950-an, ketika Islam menjadi agama mayoritas. Tradisi Hindu Budha yang masih terasa kuat pada awalnya diatasi dengan pengembangan Islam yang lebih kental pada tradisi dan keagamaan.

Bab ini juga membahas Kitab Ambyo sebagai bagian integral dari tradisi dan kepercayaan masyarakat di Desa Bedingin, selain itu juga dijelaskan terkait peran Taman Pendidikan Al-Qur'an sebagai lembaga pendidikan Islam yang berkembang seiring waktu. Terdapat pula uraian tentang Madrasah Diniyah, Tahlilan, Thariqah Naqsabandiyah, Yasinan, Kurban, Khotmil Qur'an, Pengajian, dan Sholawatan sebagai elemen-elemen penting dalam proses islamisasi di desa tersebut.

Bab III membahas para aktor islamisasi di Desa Bedingin, seperti Lurah Kartorejo, Kiai Ilyas, Kiai Muslimin, Kiai Senin, dan beberapa tokoh lainnya. Mereka dianggap sebagai pemimpin dan martil dalam menggerakkan perubahan sosial dan keagamaan di desa.

Bab IV membahas institusionalisasi islamisasi melalui berbagai tempat ibadah, seperti Masjid Nurul Huda, Musala Sabilil Huda, Musala Al-Ikhlas, Musala An-Nur, Musala Nurul Jannah, dan Musala Mamba'ul Adhim. Masing-masing tempat ibadah ini mencerminkan evolusi spiritual dan peran sentral dalam membentuk identitas Islami masyarakat Desa Bedingin.

Secara keseluruhan, buku ini memberikan wawasan yang mendalam tentang perjalanan islamisasi di Desa Bedingin, melibatkan tokoh-tokoh kunci, institusi keagamaan, dan tradisi-tradisi keislaman yang telah membentuk karakter dan kehidupan masyarakat di wilayah tersebut.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM TATA NEGARA

Tremas ; Makkah Nusantara