RUNTUHNYA PERAN POLITIK KAUM SANTRI ERA SULTAN AGUNG : MASUKNYA PESANTREN DALAM KUPTASI : POLITIK MATARAM
Dua periode perkembangan Islam abad 15-16 M dan abad 17 pada dua wilayah Jawa Tengah dan Timur seakan menggambarkan kepada kita bahwa ada tahapan yang aneh dalam sejarah Jawa. Gambaran itu ternyata seiring dengan perkembangan politik kaum santri. Kondisi ini membuat sebuah pertanyaan besar dibenak peneliti sejarah, kenapa ketika peran politik kaum santri melemah, justru peran budaya Jawa menguat; atau sebaliknya ketika peran politik santri menguat peran budaya Jawa melemah? dan saat peran politik kaum santri runtuh disitulah kejayaan Budaya Jawa mengibarkan bendera kemenangan. Maka disinilah muncul sebuah asumsi telah terjadi politico Kultural dalam budaya politik Mataram, dimana politik kerajaan memainkan peran pentingnya untuk memenangkan budaya Jawa disbanding budaya Islam, dalam kontestasi budaya Mataram. Penelitian ini fokus membahas tentang tema Runtuhnya Peran Politik Kåum Santri Era Sultån Agung (Hibridisasi Jawa-Islam Dalam Politico Cultural Mataram), yang terbagi dalam tiga tahapån penting, yaitu situasi normal pada saat dinamika politik pra Mataram melibatkan kaum santri, berlanjut pada munculnya krisis hubungan Kaum santri dan penguasa Mataram sehingga menimbulkan gerakan marginalisasi kaum santri, diakhiri dengan kondisi pasca Runtuhnya peran politik kaum santri.
Komentar
Posting Komentar